Ternyata yang dimaksud Positif disini adalah sesuatu yang "Faktual" apa yang dimaksud dengan faktual? faktual disini maksudnya adalah suatu hal yang empiris atau nyata, suatu realitas dapat dinyatakan realitas jika dapat dibuktikan secara empiris, dan dapat di rasakan langsung oleh indrawi manusia.
Begitu doang penjelasanya? emangnya kenapa kalo harus empiris? apa pengaruhnya sama kehidupan manusia?
Sabar... memang keliatannya sepele ya? cuma menganggap semua hal harus berdasarkan sesuatu yang empiris atau nyata dan dapat diverifikasi kebenarannya -- tapi enggak begitu, pengaruh positivisme ini besar sekali, mempengaruhi sistem hukum yaitu sistem Civil Law Prancis ini juga memengaruhi sampai ke sistem Hukum Indonesia karena pada saat itu Kerajaan Belanda dikuasai Prancis dan sistem hukumnya diterapkan juga di wilayah jajahan Belanda dan masih diterapkan di Indonesia hingga saat ini.
Bukan cuma itu pemikiran Positivisme ini juga memengaruhi metode penelitian -- contohnya ketika kalian bikin skripsi untuk mengumpulkan data kan butuh data yang empiris untuk mendukung penelitian kalian seperti Observasi, eksperimen atau data pendukung lainnya.
Selain itu, Positivisme ini juga pada akhirnya berpengaruh terhadap konsep sekularisme di Prancis, hal ini berkembang karena pada masa itu Raja Prancis udah ga ketolong sombongnya salah satu kesombongan Raja Prancis yaitu pada masa Louis XIV dia bilang "Negara adalah aku" atau dalam bahasa Prancis "L'État, c'est moi" dan kedudukan seorang raja itu sudah titisan dari yang maha kuasa, ini yang membuat sekularisme muncul di Prancis, masyarakat udah gamau lagi agama di jadiin alasan untuk menindas yang dibawah, disini peran pemikiran Positivisme itu penting banget untuk nyadarin masyarakat Prancis pada masa itu.
Yang kalian kira cuma pemikiran simple yaitu bahwa semuanya harus berdasarkan hal yang nyata, yang dapat di rasakan oleh Indrawi kita, ternyata ngaruh sedemikian besar bahkan sampai ke negara kita.
Dan untuk mencapai Positivisme ini kalo menurut Auguste Comte butuh jalan yang panjang, ada beberapa tahapan hingga manusia akhirnya bisa berpikir secara Positif, Pertama Teologis -> Lalu Metafisik -> baru sampai ke Positif.
Saya akan coba jelaskan gimana tahapannya:
Pertama Teologis, singkatnya Teologis itu kan adalah ajaran tentang agama atau Tuhan, tapi saya mau jelasin agak berbeda, di fase ini manusia itu belum menggunakan akalnya, dan bergantung pada kekuatan dari luar dirinya, oke sampai sini paham ga? contohnya begini, kalo kita lihat secara historis manusia pada zaman dahulu belum bisa menggambarkan fenomena secara rasional dan menganggap fenomena alam itu terjadi karena ada pengaruh dari kekuatan gaib, contohnya ketika ada gunung berapi meletus manusia pada zaman dahulu akan menganggap bahwa gunung tersebut meletus karena dewa sedang marah sehingga gunung tersebut meletus dan meluluhlantakkan desa-desa, lalu mereka menyembah gunung dengan harapan gunung tersebut tidak meletus lagi -- ini yang kita sebut dinamisme yaitu pandangan bahwa benda mati itu punya kekuatan ghaib.
Sampai sini paham ya kenapa manusia belum menggunakan akalnya, dan sangat dipengaruhi oleh kekuatan diluar dari dirinya sendiri.
Lalu bisa kita lihat juga secara historis agama-agama awal itu memiliki banyak dewa-dewa, seperti di Yunani, Mesir, India, Nordik, you name it lah banyak sekali dewa-dewa nya ini disebut Politeis, nah semakin berkembang peradaban maka akan menuju hingga ke Monoteis, mengapa demikian, karena manusia menganggap dari banyaknya dewa-dewa pasti ada satu yang paling hebat atau yang paling berkuasa mengapa tidak percaya saja kepada yang paling kuasa itu (*Disclaimer ini bukan pendapat saya ya... ini adalah pemikiran dari Auguste Comte jadi tolong jangan bilang saya sesat)
Nah jadi intinya apasih? kenapa saya sampe bahas dinamisme, politeis hingga monoteis? Pada dasarnya di fase ini menurut Auguste Comte manusia belum bisa menggambarkan fenomena - fenomena alam secara rasional, mereka menganggap hal-hal seperti gunung meletus itu adalah kemarahan dewa atau kekuatan ghaib yang tak bisa dijelaskan secara rasional.
Lalu masuk ke Fase kedua yaitu Metafisik, apa itu metafisik? saya meminjam pengertian dari KBBI, metafisik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan. yang pada intinya adalah hal-hal yang melampaui fisik atau alam nyata yang tidak bisa dibuktikan secara empiris.
Aduh gimana nih maksudnya? Mari kita lihat pola dari fase sebelumnya di masa Teologis manusia itu masih percaya begitu saja akan suatu fenomena tanpa mempertanyakannya, kalo gunung meletus yaudah itu berarti karena dewa marah titik, nah di fase metafisik ini manusia sudah menggunakan akalnya dan bertransisi menuju positif, mereka mulai mempertanyakan mengapa dewa-dewi marah sehingga gunung bisa meletus, lalu contoh lainnya adalah manusia mulai menjelaskan Tuhan secara abstrak, Jika sebelumnya sebutan Tuhan yang mereka percayai itu nama-nama dewa seperti Zeus, Thor, Odin, Osiris, Marduk dan lain-lain maka di fase ini manusia sudah mulai mencoba menjelaskan secara abstrak dengan contoh sebutan-sebutan seperti "Yang Maha Kuasa" "Yang Maha Perkasa" atau yang lainnya, ini juga tidak lepas dari perkembangannya dari yang sebelumnya Politeis menjadi Monoteis.
Intinya di fase ini manusia sudah mulai mencari penjelasan yang abstrak dan filosofis untuk menjelaskan kekuatan alam ataupun fenomena.
Lalu masuk ke fase ketiga yaitu Positif, di fase ini manusia sudah bisa menggunakan akalnya secara rasional, sudah tidak lagi terbelenggu oleh kekuatan gaib dari luar dirinya, manusia mulai menggunakan kemampuannya sendiri untuk menjelaskan fenomena-fenomena menggunakan metode ilmiah, observasi, eksperimen untuk memahami fenomena -fenomena yang ada.
Contohnya ketika ada gunung meletus, maka manusia di fase ini sudah tidak lagi menganggap bahwa itu adalah pertanda kemarahan dewa, Manusia mulai mencari penyebab gunung meletus tersebut secara ilmiah, maka didapat lah kesimpulan bahwa gunung meletus karena tekanan magma dan gas panas di dalam bumi sangat tinggi, lalu mencari jalan keluar ke permukaan. Saat tekanannya tidak tertahan, terjadilah letusan yang mengeluarkan lava, abu, dan gas beracun.
Manusia seperti inilah yang di idamkan oleh Auguste Comte, manusia yang berpikir secara positif.
Tentunya pemikiran comte ini tidak sempurna, ia juga pada akhirnya mendapat kritik dan bantahan dari banyak kalangan bahwa untuk memahami realitas tidak bisa kaku seperti itu, hingga nantinya muncul pemikiran - pemikiran seperti Post-Positivisme, yang nanti akan saya bahas kalo udah paham hehe.
Jadi intinya adalah pemikiran Positivisme yang kalo kita lihat dari definisinya terdengar sederhana, tapi sebenernya dampaknya besar sekali terhadap Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, bahkan pengaruhnya sampai ke negara kita. Intinya pemikiran Positivisme ini adalah menekankan bahwa realitas itu adalah hal yang dapat dibuktikan secara empiris, kalo gak bisa dibuktikan maka itu bukanlah realitas.
Sebagai penutup, tulisan saya ini jauh dari sempurna, kalian harus cross-check dan pahami dari banyak sumber, jangan telan mentah-mentah apa yang ada disini, Terimakasih!
0 Komentar