Tujuan dan niatnya sebenarnya sudah baik, namun yang menjadi masalah adalah bagaimana implementasinya?
Dalam pikiran saya ketika mendengar kata efisiensi maka pemerintah akan benar-benar menghemat anggaran agar pemerintah berjalan efektif dan efisien, seperti menghemat pengeluaran untuk "foya-foya anggota DPR dan pejabat-pejabat yang sering menghamburkan uang rakyat untuk hal yang tidak penting"
Contohnya adalah studi banding keluar negeri alias jalan-jalan berkedok studi banding, rapat di hotel mewah, mobil mewah untuk pejabat, you name it lah seberapa borosnya mereka dalam menggunakan uang rakyat, namun efisiensi yang digagas oleh pemerintahan Prabowo - Gibran ini rasanya seperti omong kosong, bagaimana tidak, coba lihat saja isi kabinet yang jumlahnya sampai 50 kementrian ditambah dengan utusan-utusan khusus (balas budi pemilu).
Hal ini semakin diperburuk dengan hal yang terjadi beberapa hari terakhir (sekitar bulan Juni-Juli saat tulisan ini dibuat) banyak kementrian dan lembaga yang meminta tambahan anggaran, lalu DPR mengabulkan, lantas dimana harga diri efisiensi yang digembar-gemborkan itu?
Dari kondisi saat ini kita tidak bisa berharap banyak dengan pemerintah, entah mau dibawa kemana negara ini.
Oleh: Christian Octafianus Adilfi
0 Komentar