Omong kosong efisiensi (2025)

Ilustrasi


Awal masa pemerintahan Prabowo - Gibran pemerintah pusat gencar mengkampanyekan efisiensi anggaran, yang bertujuan menghemat keuangan negara.

Tujuan dan niatnya sebenarnya sudah baik, namun yang menjadi masalah adalah bagaimana implementasinya? 

Dalam pikiran saya ketika mendengar kata efisiensi maka pemerintah akan benar-benar menghemat anggaran agar pemerintah berjalan efektif dan efisien, seperti menghemat pengeluaran untuk "foya-foya anggota DPR dan pejabat-pejabat yang sering menghamburkan uang rakyat untuk hal yang tidak penting"

Contohnya adalah studi banding keluar negeri alias jalan-jalan berkedok studi banding, rapat di hotel mewah, mobil mewah untuk pejabat, you name it lah seberapa borosnya mereka dalam menggunakan uang rakyat, namun efisiensi yang digagas oleh pemerintahan Prabowo - Gibran ini rasanya seperti omong kosong, bagaimana tidak, coba lihat saja isi kabinet yang jumlahnya sampai 50 kementrian ditambah dengan utusan-utusan khusus (balas budi pemilu).

Hal ini semakin diperburuk dengan hal yang terjadi beberapa hari terakhir (sekitar bulan Juni-Juli saat tulisan ini dibuat) banyak kementrian dan lembaga yang meminta tambahan anggaran, lalu DPR mengabulkan, lantas dimana harga diri efisiensi yang digembar-gemborkan itu?

Dari kondisi saat ini kita tidak bisa berharap banyak dengan pemerintah, entah mau dibawa kemana negara ini.

Oleh: Christian Octafianus Adilfi

Posting Komentar

0 Komentar